Langsung ke konten utama

Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan

Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ternyata Dewi Lestari atau Dee memiliki keprihatinan yang sama dengan sejumlah pekerja seni dan kalangan penggerak kreatifitas, bahwa di negeri ini sedang tumbuh suasana ‘tidak toleran’. Ada sebagian kelompok atau orang yang suka memaksakan kehendak, pikiran, pendapat, dan keyakinannya. Akibatnya, orang lain atau siapa saja yang tidak sependapat dengan kehendak dan pikiran kelompok tersebut, sepertinya harus segera ‘ditundukkan’ atau ‘dipaksa’ mengikuti kemauan mereka.

“Saya agak khawatir dengan adanya kelompok-kelompok ekstremis yang memaksakan nilai tertentu dalam kerangka berekspresi. Kalau dibiarkan bisa membawa kesenian Indonesia terpuruk mundur, bahkan bisa membentuk karakter masyarakat yang tidak lagi kondusif untuk berkesenian,” tegas Dewi kepada Pembelajar.com.

Dalam serial novel Supernova-nya maupun esai-esainya, Dee memang dikenal memiliki ketajaman berpikir dan beranalisis. Ada nuansa pendobrakan, anti kemapanan, kegelisahan dan pencarian hal-hal yang sangat substantif sifatnya. Dee memang suka berfilsafat, seperti yang dia perlihatkan dalam karya terbarunya berjudul Filosofi Kopi (True Books & Gagas Media, 2006). Dalam buku yang berisi esai dan cerita pendek ini ia seperti hendak menggoda pembacanya supaya tidak sekadar memandang segala sesuatu seperti di permukaannya saja.

Dalam Filosofi Kopi, kembali Dee yang kelahiran Bandung, 20 Januari
... baca selengkapnya di Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIIAAP

Belum lama ini saya diundang ke Dumai oleh Pertamina. Ada pertemuan reguler terkait target dan strategi pencapaiannya yang perlu disampaikan manajemen kepada jajaran pekerja. Tantangan kerja di lingkungan Pertamina memang bukan main. Banyak sekali variabel yang memengaruhi kinerja akhir dan tidak semuanya berada dalam kontrol langsung manajemen. Faktor politis dan kondisi sosial masyarakat terkait isu bahan bakar minyak bisa memaksa manajemen mengubah berbagai hal yang semula sudah dipersiapkan. Suasana yang nampak dan terasa, tidaklah menggembirakan. Tiga ratusan audiens yang memenuhi ruangan terlihat memang butuh penyegaran. Mereka orang-orang yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang masing-masing. Namun tuntutan kinerja yang diharapkan memang bukan soal gampang. Tidak hanya perlu komitmen total, tetapi juga suntikan antusiasme. Bagaimana pun, kerja seharusnya juga menimbulkan gairah dan kegembiraan, bukan? “Menurut Bapak bagaimana seorang pekerja dapat membuat dirinya pantas di

Mengunjungi Kampung Halaman Almarhum Ayah

“Kids go where there is excitement. They stay where there is love. – Anak kecil cenderung mendatangi tempat yang menyenangkan. Mereka akan memilih tinggal di tempat yang dipenuhi oleh cinta.” ~ Zig Ziglar Kilas balik tentang negeri di daratan Cina 200 tahun lalu masih identik dengan kehidupan yang serba sulit. Banyak anak muda terpaksa meninggalkan kampung halaman berlayar menuju Asia Tenggara untuk mencari nafkah hidup. Tak jarang mereka berganti kewarganegaan dan berperan cukup penting di berbagai bidang di negara yang disinggahi. Ayah saya adalah salah satu di antara perantau tersebut. Beliau meninggalkan kampung halaman di Pulau Hainan menuju Malaysia. Dengan kerja keras ayah merintis usaha, menabung, sampai kemudian memiliki keluarga, sumber penghasilan dan jabatan cukup penting di sebuah kota kecil di Malaysia. Saya masih ingat, ayah selalu menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan tiap bulan untuk adik dan ibunya di Cina. Itu semua menunjukkan bukti cinta ayah kepada kelua

Ilalang dan Rumah Laba Laba

Kehidupan yang keras seolah menjadi tantangan dalam hidup Rina dan kakaknya Rani. Tinggal di tengah hutan dan jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Kehidupannya hanya bergantung dari apa yang ada di sekeliling tempat tinggalnya. Untuk bisa mendapatkan beras ia harus rela berjalan sejauh kurang lebih 3 km. Itu pun kalau mereka mampu membeli beras. Semangat belajarnya sungguh luar biasa. Kehidupan yang sederhana dan serba pas-pasan, begitu besar dan berat perjuangan orangtuanya demi menyekolahkan anak-anaknya. Rina dan kakaknya bertekad ingin bangkit dari kehidupan yang serba sulit. Ia ingin seperti teman-temannya, hidup dalam keramaian dan banyak teman. Bukan malah menyendiri di tengah hutan Setiap pagi ia menyusuri jalan nan panjang dan penuh tantangan, agar ia sampai ke sekolahnya. Sebuah sepeda mini bekas yang di belikan oleh ayahnya lah yang menjadi teman setia mereka. Saat musim hujan tiba, jalanan selalu becek dan banyak lumpur yang menjerat sepeda kesayangan