Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Dik Anah

Sore itu madrasah dipenuhi dengan adik-adik yang mau mengaji. Semuanya sekitar 500an anak, yang laki-laki memakai baju koko seperti yang dipakai ngaji pada umumnya. Dik anah merupakan murid kelas 4 di madrasah “Darul Muttaqin”di desaku. Dik anah merupakan 3 bersaudara, kakaknya sudah menikah kemudian dibawa suaminya pergi dan adiknya masih kelas 2 SD. Sore itu seperti biasa saya melihat dik anah berlari berkejar-kejaran melintasi 2 pohon akasia didepan madrasah Darul Muttaqin. Gadis itu tampak riang penuh canda tawa, namun yang membedakan gadis itu dengan yang lain adalah semua temannya menggenggamm jajanan, karena di depan madrasah tersebut banyak sekali penjual, ada yang jualan siomay, empek-empek, bubur, es, cilok dan lain-lain. Harganya cukup murah, sekitar 500an rupiah. Namun dari beberapa hari ini terlihat dik anah tidak pernah memegang jajan seperti teman lain. Terkadang seringkali anak-anak yang seumuran mengejek tanpa rasa dosa. “Bajumu jelek” sindir dik dini “iya, udah jel

Experiential Marketing Tukang Ojek

Ini adalah cerita teman lama saya, Beni namanya, yang tinggal di perumahan di pinggiran Jakarta. Suatu pagi dia keluar rumah dengan mobil untuk mengantar istrinya ke terminal shuttle bus yang menghubungkan perumahan kami dengan sejumlah lokasi strategis di Jakarta. Teman ini sendiri seorang pekerja freelance yang sibuk, tapi selalu menyempatkan diri mengantar anak-anaknya ke sekolah dan istrinya ke terminal, khususnya kalau tidak ada pekerjaan di luar kota atau luar negeri. Begitu roda mobilnya berputar, dia melihat Irma, tetangganya, baru saja menutup pintu pagar. Tumben berangkat pagi, begitu pikir teman saya. Biasanya Irma berangkat siang. Belum sempat melihat Beni, Irma sudah melambai ke arah tukang ojek yang mangkal di ujung tikungan. Sedetik kemudian, mobil Beni sudah berada di dekat Irma. Esther, istri Beni, langsung heboh berhai-hai dengan Irma. Dan apa yang terjadi? “Gue nebeng aja ya, ke terminal shuttle bus…” teriaknya. Kemudian dia berteriak kepada si tukang ojek, “Pak,