Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Arti Sebuah Kehidupan

Tarakan kota tercinta, dimana limpahan semua kekayaaan alam ada disana. Ikan, minyak bumi, dan masih banyak lagi kekayaan alam yang berlimpah di kota Tarakan yang kucinta. Ya, walaupun masih banyak orang yang tidak bertanggung jawab dan salah memanfaatkan kekayaan alam di kota Tarakan. Aku dilahirkan di keluarga sederhana, ayahku seorang nelayan yang sebulan beberapa kali pergi melaut. Ayahku selalu meninggalkanku dan keluargaku untuk mencari nafkah di laut sana. Sekali melaut hampir satu minggu ayahku tidak pulang. Hasil tangkapannya pun selalu menjadi masalah, kalau ikan yang di dapat sedikit, sedikit pula rupiah yang di dapat Ayahku. Tapi kalau laut bersahabat Ayahku bisa membawa rupiah yang banyak untuk kelangsungan hidup keluargaku. Sedangkan Ibuku seorang ibu rumah tangga, walaupun seorang ibu rumah tangga, beliau adalah seorang penyemangat bagiku untuk lebih baik dan ayahku untuk lebih semangat dalam mencari nafkah. Di masa perpisahan SMP Negeri 1 Tarakan sangat mengharukan. A

You Are Inspiration in My Life

“Fyuuh… hari yang melelahkan” Keluhku melepas penat setelah bersekolah, bimbel dan les Bahasa Inggris dalam waktu sehari. Tiba-tiba terdengar suara mobil memasuki garasi rumah, kuintip melalui jendela rumah dan ternyata itu adalah ayah. “Ayaaah…” Aku dan adikku berteriak menyambut kedatangan ayah sambil menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam rumah. “Mama mana?” Tanya ayah. “Mama ada di kamar, beliau sedang sakit” Jawabku dengan nada sedih. Di Kamar… “Mama kenapa?” Tanya ayah. “Kepala mama pusing dan mulut mama pahit” Jawab mama lemas. “Ya udah sekarang ke dokter aja yuk” Ajak ayah. “Nggak usah yah, sakitnya nggak terlalu parah kok” Tolak mama. “Ya udah sekarang ayah makan dulu ya… maaf mama hari ini hanya masak tempe goreng, itu pun gosong” Lanjut mama. “Mama sekarang istirahat dulu ya” Kata ayah. Mama hanya mengangggukkan kepala. Di Ruang Makan… “Ayah kok makan tempe itu sih?, tempe itu kan gosong, aku aja nggak mau makan!” Tanya ku. Ayah hanya tertawa. “Kok ayah keta

Wiro Sableng #74 : Dendam Di Puncak Singgalang

WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito Episode : DENDAM DI PUNCAK SINGGALANG SATU DUA gunung tinggi menjulang menyapu awan, terlihat jelas dari kejauhan di bawah langit yang biru bersih. Kehadiran gunung Singgalang dan Merapi di daratan tengah pulau Andalas seperti yang selalu diperumpamakan oleh penduduk memang benar yaitu seolah dua raksasa penjaga negeri. Saat itu menjelang tengah hari. Dari arah danau Maninjau di jurusan kaki gunung Singgalang tampak seorang penunggang kuda memacu tunggangannya menuju ke timur. Orang ini berusia sekitar setengah abad, berkumis tipis rapi, mengenakan destar tinggi berwarna hitam yang pinggirannya dirajut dengan benang emas. Pakaiannya terbuat dari kain bludru warna hijau yang juga ada renda benang emasnya. Di pinggangnya, di balik ikat pinggang besar terselip sebilah keris. Baik gagang maupun sarung senjata ini terbuat dari emas sedang badannya terbuat dari sejenis besi putih yang dilapisi emas. Setiap sinar m

Bencana Asap di Riau: Dari Hot Spot Menjadi Hotline

Ketika saya sedang bepergian dan membawa laptop, saya akan mencari tempat yang mempunyai hot spot (saluran internet nirkabel). Saya sering mencari hot spot gratis baik di kafe, hotel, maupun bandara untuk membaca e-mail yang masuk maupun kirim e-mail yang penting, atau sekadar menyapa anak yang kuliah di Malaysia. Anak-anak saya kalau pergi juga demen sekali mencari hot spot. Tetapi, kalau Anda sedang jalan-jalan ke Riau Daratan (Ridar) di musim kering, Anda tidak perlu repot-repot mencari hot spot, karena Ridar merupakan gudangnya hot spot yang jumlahnya bisa puluhan sampai ratusan. Hot spot di Riau gratis manis. Kalau musim kering dan panas sekali, akan muncul hot spot baru yang membuat penduduk di Ridar sampai ke Malaysia dan Singapura kalang kabut. Maklum host pot-nya berhubungan dengan sesuatu yang benar-benar ‘HOT’, yaitu api, yang menghasilkan bencana asap. Hot spot atau titik api di Riau jumlahnya sampai dua ratus sekian (ini yang saya baca pada tahun yang lalu) yang menyebab

Tetesan Terakhir

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. ‘Hingga tetes terakhir’, pikirnya. Manusia kuat lalu menantang para penonton: “Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!” Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras… dan men

Profesionalisme Sejati

06 Desember 2005 – 11:39    (Andrie Wongso)   Diposting oleh: Editor (Rate: 8.00 / 3 votes) Action & Wisdom Motivation Training Alkisah dalam sebuah latihan perang, Sun Tzu berani menghukum anaknya sendiri (yang jadi kepala prajurit) yang gagal menjalankan latihan perang-perangan. Jika kita gunakan logika umum, mana mungkin seorang ayah mau menyakiti anak yang dicintainya? Bahkan melukainya di depan orang banyak, seolah seperti sengaja mempermalukannya. Satu prinsip strategi perang ditunjukkan langsung oleh Sum Tzu di hadapan para prajuritnya. Bahwa dalam perang tidak ada hak istimewa bagi keluarga atau anak jenderal. Siapa pun yang dipilih sebagai komandan atau pemimpin perang, dia harus memiliki kecakapan perang dan mampu memimpin pasukan. Untuk soal kemampuan kemiliteran dan kepemimpinan tidak ada sedikit pun kompromi. Inilah prinsip profesionalisme sejati yang diajarkan Sun Tzu sejak ribuan tahun yang lalu. Selain bidang kemiliteran, prinsip profesionalisme sejati ini juga

Kepercayaan Diri

Ilustrasi kepercayaan diri  Dalam kehidupan kita, rasa  kepercayaan diri  adalah modal untuk mencapai kesuksesan dalam hal apapun. Rasa percaya diri bisa diartikan sebagai keberanian dalam diri sehingga seseorang mampu melakukan sesuatu yang dianggapnya benar. Setiap orang pastilah ingin hidup sukses. Banyak yang berpendapat bahwa orang-orang yang mengalami kesuksesan hanyalah orang-orang yang berpendidikan tinggi dan memiliki segudang ilmu. Gelar pendidikan yang tinggi memang merupakan salah satu faktor yang bisa membangun kepercayaan diri. Namun tak jarang pula orang-orang yang sudah memiliki ilmu tapi hampir selalu ragu-ragu dalam melakukan sesuatu. Bagaimana dengan mereka yang kurang beruntung dan tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi? Apakah mereka tidak bisa meraih kesuksesan? Jawabannya tentu saja tidak. Setiap orang bisa sukses dengan cara apapun. Modalnya hanya satu, yaitu kepercayaan diri. Anda mungkin salah satu orang yang pernah mendenga

Respons Pembeda

Untuk waktu yang cukup lama saya sering memikirkan pertanyaan sederhana ini: apa sih faktor terpenting yang membedakan trainer dan pembicara publik jempolan dengan trainer dan pembicara publik yang biasa-biasa saja? Faktor latar belakang pendidikannya bisa saja muncul sebagai jawaban pertama atas pertanyaan tersebut. Bukankah orang-orang yang terpelajar dan bergelar sarjana, magister, master, apalagi doktor bidang studi tertentu banyak yang menjadi trainer dan pembicara publik yang handal? Mungkin ada benarnya. Namun tak sulit mencari contoh orang-orang bergelar yang merupakan pembicara membosankan. Faktor kecerdasan emosionalnya mungkin menjadi jawaban lain. Mereka yang punya kontrol diri baik dan pandai membawakan diri dalam pergaulan sosial, tentu akan menjadi trainer dan pembicara publik yang handal. Saya sepakat. Namun cukup mudah untuk menyebutkan nama sejumlah kawan yang luas pergaulannya, memiliki jaringan sosial luar biasa, namun sebagai trainer dan pembicara publik, ia tid

I Love Mom and Dad

Aku terus berjalan tanpa hentinya, walaupun sekarang hujan lebat aku tak perduli. Ini belum seberapa oleh apa yang di lakukan Mama untukku. Mama telah banyak berkorbaan demi aku. Tapi apa yang aku lakukan sekarang ini telah membuat Mama menangis. Aku tak tega, tak tega melihat Mama menangis karena aku. Sudah banyak kesalahanku terhadap orangtuaku apalagi terhadap Mama. Aku memang tidak pernah menyebut kata-kata jorok ataupun yang tidak boleh di katakan. Tapi aku membentak Mama, aku selalu emosi, tidak bisa berfikir dewasa. Apa yang di lakukan Mama hanyalah untuk kebaikanku. Aku tau, hanya saja aku yang tidak mengerti. Aku memutuskan kabur dari rumah. Memang ini adalah tindakan yang tidak wajar. Tapi ini demi kebaikan Mama dan Papa. Aku sayang Mama dan Papa. Maafkan Dinda Ma, Pa.. Maaf tapi ini sudah menjadi keputusanku. Jaga kesehatan kalian baik-baik. Hujan mulai reda, aku masih saja berjalan lurus tanpa tujuan, Mataku mulai berkunang-kunang, badanku serasa melayang di atas awan. A