Langsung ke konten utama

KEPITING MARAH

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - KEPITING MARAHBeberapa tahun yang lalu, teman saya mengajak saya memancing Kepiting. Bagaimana cara memancing Kepiting? Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, di ujung lain tali itu kami mengikat sebuah batu kecil. Lalu kami mengayun bambu agar batu di ujung tali terayun menuju Kepiting yang kami incar, kami mengganggu Kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar Kepiting itu marah, dan kalau itu berhasil maka Kepiting itu akan 'menggigit' tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor Kepiting gemuk yang sedang marah. Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api yang sedang menyala. Kami celupkan Kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan tersebut, seketika Kepiting melepaskan gigitan-nya dan tubuhnya menjadi merah, tak lama kemudian kami bisa menikmati Kepiting Rebus yang sangat lezat. Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil. Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena : MARAH. Jadi kalau kita menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapi....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIIAAP

Belum lama ini saya diundang ke Dumai oleh Pertamina. Ada pertemuan reguler terkait target dan strategi pencapaiannya yang perlu disampaikan manajemen kepada jajaran pekerja. Tantangan kerja di lingkungan Pertamina memang bukan main. Banyak sekali variabel yang memengaruhi kinerja akhir dan tidak semuanya berada dalam kontrol langsung manajemen. Faktor politis dan kondisi sosial masyarakat terkait isu bahan bakar minyak bisa memaksa manajemen mengubah berbagai hal yang semula sudah dipersiapkan. Suasana yang nampak dan terasa, tidaklah menggembirakan. Tiga ratusan audiens yang memenuhi ruangan terlihat memang butuh penyegaran. Mereka orang-orang yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang masing-masing. Namun tuntutan kinerja yang diharapkan memang bukan soal gampang. Tidak hanya perlu komitmen total, tetapi juga suntikan antusiasme. Bagaimana pun, kerja seharusnya juga menimbulkan gairah dan kegembiraan, bukan? “Menurut Bapak bagaimana seorang pekerja dapat membuat dirinya pantas di

Mengunjungi Kampung Halaman Almarhum Ayah

“Kids go where there is excitement. They stay where there is love. – Anak kecil cenderung mendatangi tempat yang menyenangkan. Mereka akan memilih tinggal di tempat yang dipenuhi oleh cinta.” ~ Zig Ziglar Kilas balik tentang negeri di daratan Cina 200 tahun lalu masih identik dengan kehidupan yang serba sulit. Banyak anak muda terpaksa meninggalkan kampung halaman berlayar menuju Asia Tenggara untuk mencari nafkah hidup. Tak jarang mereka berganti kewarganegaan dan berperan cukup penting di berbagai bidang di negara yang disinggahi. Ayah saya adalah salah satu di antara perantau tersebut. Beliau meninggalkan kampung halaman di Pulau Hainan menuju Malaysia. Dengan kerja keras ayah merintis usaha, menabung, sampai kemudian memiliki keluarga, sumber penghasilan dan jabatan cukup penting di sebuah kota kecil di Malaysia. Saya masih ingat, ayah selalu menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan tiap bulan untuk adik dan ibunya di Cina. Itu semua menunjukkan bukti cinta ayah kepada kelua

Ilalang dan Rumah Laba Laba

Kehidupan yang keras seolah menjadi tantangan dalam hidup Rina dan kakaknya Rani. Tinggal di tengah hutan dan jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Kehidupannya hanya bergantung dari apa yang ada di sekeliling tempat tinggalnya. Untuk bisa mendapatkan beras ia harus rela berjalan sejauh kurang lebih 3 km. Itu pun kalau mereka mampu membeli beras. Semangat belajarnya sungguh luar biasa. Kehidupan yang sederhana dan serba pas-pasan, begitu besar dan berat perjuangan orangtuanya demi menyekolahkan anak-anaknya. Rina dan kakaknya bertekad ingin bangkit dari kehidupan yang serba sulit. Ia ingin seperti teman-temannya, hidup dalam keramaian dan banyak teman. Bukan malah menyendiri di tengah hutan Setiap pagi ia menyusuri jalan nan panjang dan penuh tantangan, agar ia sampai ke sekolahnya. Sebuah sepeda mini bekas yang di belikan oleh ayahnya lah yang menjadi teman setia mereka. Saat musim hujan tiba, jalanan selalu becek dan banyak lumpur yang menjerat sepeda kesayangan